Sabtu, 12 Januari 2013

Makalah APSI Sistem Informasi Apotek



Makalah APSI (SISTEM INFORMASI APOTEK)
Disusun
O
L
E
H

Benni Safitra
125110057P
             
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
 2013

DAFTAR ISI

BAB I
1. PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Pengertian Apotek, Apoteker, dan Asisten Apoteker                                                     
2.2 Perizinan Apotek                                                                                                 
2.3 Tugas dan Fungsi Apotek                                                                                    
2.4 Pengelolaan Apotek                                                                                                         
BAB III PEMBAHASAN KEGIATAN DI APOTEK
3.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi                                                                                        
3.2 Penerimaan Perbekalan Farmasi                                                                                       
3.3 Peninjauan Perbekalan Farmasi                                                                                        
3.3.1 Kartu Stock                                                                                                                   
3.4 Pelayanan Perbekalan Farmasi     
3.5 Persediaan obat Apotek   
3.6 Tugas Personalia
3.7  Penyaluran
3.8  Pelaporan

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan                                                                                                                      
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Apotek merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan, yang menyediakan obat bebas, obat resep yang diperlukan masyarakat dalam membantu mewujudkan tercapainya kesehatan. Kemudahan, kecepatan dan kepuasan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan menjadi hal yang sangat penting dalam usahanya memperoleh keuntungan. Oleh karena itu dibutuhkan rancangan sistem yang dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat 

BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Pengertian Apotek, Apoteker, dan Asisten Apoteker
Dalam peraturan pemerintah no.25 tahun 1980 yang dimaksud apotek adalah suatu tempat terrtentu, tempat dilakukan perkerjaan kefarmasiaan dan  pengeluaran obat kepada masyarakat. Apotek adalah tempat menjual dan kadang membuat atau meramu obat. Apotek juga merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi sekaligus menjadi peritel. Kata ini berasal dari kata bahasa Yunani apotheca yang secara harfiah berarti "penyimpanan". Menurut KepMenKes No.1027/MENKES/SK/IX/2004, apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan kefarmasian, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut definisi di atas dapat diketahui bahwa apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian.

2.2 Perizinan Apotek
Suatu apotek dapat berdiri apabila memiliki izin apotek dan perizinan apotek, diantaranya :
  1. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) kepada Apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.
  2. Izin Apotek diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) yang dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).

2.3 Tugas dan Fungsi Apotek
Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah :
  • Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.
  • Sebagai sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
  • Sebagai sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
2.4 Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek meliputi :
2.4.1.  Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpannan, dan penyerahan obat atau bahan obat.
2.4.2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes).
2.4.3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.

BAB III
PEMBAHASAN KEGIATAN DI APOTEK
3.1 Penerimaan Perbekalan Farmasi
Selang satu atau dua hari barang yang dipesan akan datang dan disertai dengan faktur pembelian. Ketika barang datang, Apoteker/Asisten Apoteker harus segera mengecek faktur dan surat pesanan serta memeriksa kesesuaian barang yang dipesan. Pengecekan barang datang dilakukan dengan cara :
3.1.1        Mencocokan nama barang, nomor batch, jumlah barang, harga barang, expired date dengan keterangan yang tertera pada surat pesanan dan faktur.
3.1.2        Setelah semua barang sesuai dengan pesanan maka faktur diparaf dan distempel. Namun apabila terjadi ketidaksesuaian barang, maka pihak apotek meretur barang tersebut disertai dengan bukti returnya.
3.1.3        Faktur asli diberikan kepada ke PBF, sedangkan copyannya disimpan sebagai arsip apotek.
3.1.4        Apabila pembayaran obat sudah lunas faktur asli yang berada di PBF diserahkan ke Apotek.
3.2  Penyimpanan Perbekalan Farmasi
Penyimpanan perbekalan farmasidi ApotekAnak Sehat digolongkan berdasarkan :
1)      Bentuk sediaan (tablet, sirup, drops, salep, dan bentuk sediaan lainnya) yang disusun secara alfabetis.
2)      Berdasarkan FIFO (First In First Out), yaitu obat-obat yang pertama masuk dan pertama keluar dan FEFO (First Expired First Out), yaitu obat-obat yang kadaluarsanya cepat, pertama keluar.
3)      Berdasarkan sifat obatnya yang meliputi penyimpanan obat berdasarkan suhu yang telah ditentukan.
4)      Berdasarkan golongan obatnya, seperti untuk obat golongan bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan (tidak apa-apa terlihat oleh konsumen), karena golongan obat ini dijual secara bebas kepada pasien. Sementara untuk golongan obat keras dan keras terbatas disimpan di etalase bagian belakang (tidak boleh terlihat oleh konsumen), karena obat golongan ini tidak dijual secara bebas kepada pasien. Begitu pula, untuk golongan obat psikotropika disimpan di suatu lemari yang terpisah dari obat-obat lainnya.
3.3  Kartu Stock
Fungsi dari kartu stock ini untuk mencatat barang yang masuk dan keluar yang ditulis perjenis obat.
3.4  Pelayanan Perbekalan Farmasi
Bentuk atau system saluran distribusi perbekalan farmasi sesuai dengan kebijakan atau peraturan seperti yang tercantum dalam undang-undang kesehatan.

3.5  Persediaan obat Apotek
Persediaan obat di Apotek dilakukan dari pemesanan obat ke supplier yang nanti datang di antar pengirim, obat yang dikirim akan masuk ke penerimaan lalu masuk ke stok obat jika ada obat yang tidak sesuai pesanan dan rusak maka obat di retur ke supplier. Obat  yang ada di stok untuk dijual dalam opreasi normal ke konsumen.
    3.5.1   Penyimpanan
Untuk penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek disusun berdasarkan abjad, bentuk sediaan dan stabilitas atau kesesuaian suhu pada penyimpanan obat.
1)        Golongan obat
Penyimpanan obat berdasarkan golongan obat, seperti obat bebas, bebas terbatas obat keras dan obat narkotik. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
2)        Abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad, seperi obat yang di beli bebas sampai obat yang harus di sertai dengan resep dokter. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
3)        Bentuk sediaan
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti sirup bebas, sirup ASKES, salep, injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan standar yang di tetapkan.
4)        Suhu
Penyimpanan obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat tidak rusak, seperti suppositoria dan insulin disimpan dalam lemari es, supaya tidak merusak bentuk dan khasiatnya. Dalam hal ini Penulis tidak melakukan pengecekan terhadap penyimpanan berdasarkan suhu.
 Pembelian Obat 
  • Supplier membuatkan faktur pembelian yang akan diserahkan pada saat obat dikirim ke apotek. 
  • Apoteker menerima faktur pembelian lalu  menginputkan data pembelian.  
  • Supplier menyerahkan obat retur, lalu apoteker mnginputkan ke penerimaan obat.
  • Apoteker mencetak laporan pembelian untuk diserahkan ke pemilik Apotek. 
Jika yang membeli bukan pasien tapi ingin membeli obat maka pelanggan tetap  akan dilayani dan diberi resep.
3.6    Tugas Personalia
Pada apotik umum di Rumah Sakit Khusus Tugas pegawai, yaitu :
  1. Menerima resep yang akan dibeli oleh pasien dan melayani pembelian obat tanpa resep.
  2. Memeriksa kelengkapan resep obat yang diterima oleh pasien.
  3. Menghitung harga obat dan mengkonsultasikanya dengan dengan pelanggan.
  4. Mencatat nama dan alamat pasien atau pelanggan.
  5. Menyerahkan resp yang telah disetujui oleh pelanggan atau pasien.
  6. Menyerahkan obat dan menjelaskan cara penggunaanya kepada pasien atau pelanggan.
  7. Melihat dan memeriksa perpindahan obat dari stok obat, agar dapat merencanakan pembelian barang selanjutnya.
  8. Membeli barang yang dibutuhkan baik dalam pembelian dengan jumlah terbatas, secara spekulasi, maupun pembelian berencana.
  9. Menyimpan barang yang sudah dibeli kedalam stok obat.
  10. Mengarsipkan atau mengagendakan jumlah resp dengan harganya, pembelian, faktur dari suplier, dan lain-lain.
  11. Melakukan pembukuan keluar masuknya uang disertai bukti pengeluaran dan pemasukan.
  12. Melakukan pembukuan yang berhubungan dengan penjualan, pembelian dan stok obat.    

3.7    Penyaluran
Penyaluran obat di apotek di bagi  menjadi 2 macam cara, diantaranya :
1)   Resep
  Resep yang dilayani ada 2 yaitu resep ASKES dan non ASKES
2)   Non resep
Pembelian obat yang dilakukan tidak menggunakan resep atau penjualan obat bebas. Masalah yang sering dihadapi adanya penyaluran obat Psikotropika yang disalurkan bebas tanpa menggunakan resep dokter maupun petunjuk dokter, penyaluran itu tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 3.8    Pelaporan
Pelaporan di apotek antara lain :
1)   Laporan harian merupaka laporan yang berisikan tentang barang yang terjual, pengeluaran dan pemasukan obat yang masuk. Laporan harian yang dilakukan telah sesuai dengan jumlah obat yang masuk dan keluar setiap harinya.
2)   Laporan bulanan biasanya berisi tentang laporan obat golongan Narkotika, Psikotropika yang masuk dan keluar selama satu bulan.
Laporan harian yang biasanya dibuat di apotek sebelumnya obat dicatat pada pagi hari, selanjutnya obat yang masuk dan keluar di catat dalam buku stok kemudian obat di catat kembali pada sore hari.
Laporan narkotik dan psikotropika dilakukan oleh seorang asisten apoteker yang diserahkan pada dinas kesehatan setempat dan BPOM, biasanya laporan narkotik dan psikotropika diserahkan pada setiap bulan sebelum tanggal 10, dan disertai dengan surat pengantar dari apoteker pengelola apotek ( APA ).
Dalam penulisan obat yang tergolong kedalam obat Narkotik dan Psikotropika harus memenuhi syarat – syarat, diantaranya :
1.         Ditulis oleh dokter serta di beri garis merah di bawah obat.
2.         Resep berlaku hanya satu kali / tidak boleh disalin.
3.         Ada alamat dokter.
4.         Ada alamat pasien.
Obat yang sudah diberikan pada pasien harus dicatat dalam buku pengeluaran obat, supaya memudahkan dalam mencatat pelaporan akhir bulannya. Dalam pelaporan bulanan di apotek ternyata ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan teori yang didapat dari sekolah tidak sama dengan praktek yang ada di lapangan dikarnakan adanya perubahan ketentuan mengenai pelaporan obat narkotika dan psikotropika yang dikeluarkan oleh pemerintah.


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Apotek menurut (Kepmenkes RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002, adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik. Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standard  prosedur yang telah ditetapkan.



DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Kusumadewi, Sri. ( 2011 ). Peran Teknologi Informasi dan komunikasi di bidang Obat dan Pengobatan dalam Mendukung Perlindungan Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu
Darmansyah,  Adi.,   2007, Undang-Undang Kesehatan,  Cetakan ke-1, K3S SMF, DKI Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar